Sragen merupakan sebuah kabupaten
di Provinsi Jawa Tengah. Sekitar 30 km sebelah timur Kota Syrakarta. Kabupaten
ini bebatasan dengan Grobogan di utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di Timur, Kabupaten
Karanganyar di Selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat
Kabupaten
ini dikenal dengan sebutan “Bumi Sukowati” nama yang digunakan sejak masa
kekuasaan Kerajaan Surakarta
Perkembangan
industri dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun, sampah industri dan sampah domestik yang dihasilkan oleh penduduk
mengakibatkan semakin terbebaninya air, tanah dan udara.
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan
air bersih untuk minum, memasak, mencuci dan keperluan lain, air tersebut
mempunyai standar 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun,
tetapi adakalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta sering
kali bercampur
dengan benda-benda sampah. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai di
aliran sungai-sungai.
Bagi masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber
polutan dapat berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang
dibuang dan dialirkan ke sungai, dan semua pada akhirnya akan bermuara ke
sungai, pencemaran polutan air ini dapat merugikan manusia bila manusia
mengkonsumsi air yang tercemar.
Bengawan Solo adalah salah satu sungai yang tingkat pencemarannya sangat
tinggi, lebih
dari 100 industri, baik industri besar maupun kecil di Daerah Aliran Sungai
Bengawan Solo, membuang limbahnya ke sungai terpanjang (600 kilometer) di Jawa
ini. Belum lagi pengerukan pasir ilegal baik secara tradisional maupun
menggunakan mesin diesel.
Air Bengawan Solo mengandung logam berat paling
tinggi terjadi di daerah Sragen. Sragen merupakan wilayah yang mengalami
pencemaran paling parah jika di bandingkan beberapa daerah di sekitar sungai
Bengawan Solo.
Selain industri yang berkembang pesat di Karanganyar, Sukoharjo, dan Solo,
sungai tersebut juga tercemar pestisida dan pupuk buatan yang
terakumulasi. "Penyebab pencemaran
di Bengawan Solo bukan hanya limbah
industri dan rumah tangga, melainkan juga pestisida dan pupuk buatan
dari lahan pertanian yang terkikis air. Sebagai daerah hilir, konsentrasi
pencemar di Sragen paling tinggi dibandingkan dengan daerah lain," .Adapun tanaman yang paling banyak menggunakan pestisida yakni sayuran. Karena itu, kemungkinan besar kandungan pestisida tertinggi berasal dari Tawangmangu. "Nilai ekonomis sayuran tinggi dan sangat rentan penyakit, sehingga petani menggunakan pestisida berdosis tinggi. Pestisida itulah yang ikut terkikis bersama tanah dan mengalir di Bengawan Solo,"
Sragen berbatasan langsung dengan Karanganyar, Solo, dan Sukoharjo, tiga wilayah yang ditengarai memberi kontribusi pencemaran terbesar terhadap sungai tersebut. Sebagai daerah hilir dari ketiga wilayah tersebut, kabupaten itu mengalami pencemaran paling parah.
Adapun kadar zat pencemar di daerah hilir sesudah
Sragen, misalnya Ngawi, sudah terakumulasi di Sragen sehingga kadarnya relatif
lebih rendah. "Begitu aliran sampai di Ngawi dan daerah lain,
konsentrasinya sudah berkurang,"
Menangani Limbah Pemukiman perlu
kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk berlaku bijak dengan limbah rumah
tangga yang dihasilkannya.
Pengelolaan sampah,
perubahan gaya hidup dan pola pikir tentang sampah, melakukan 4R
Reduce (pengurangan sampah), Reuse (menggunakan kembali). metode daur ulang dan
Replace (mengganti), serta tidak
membuang sampah terutama di sungai.
Sampah
padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain
yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah
membusuk dapat digunakan sebagai pupuk..
Dan semua itu hanya bisa diwujudkan
dengan sebuah tindakan kecil sebagai awalan dan dimulai dari diri sendiri.
Kesimpulan:
·
Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
·
Sumber pencemaran sungai Bengawan
Solo diantaranya adalah limbah dari peternakan, pertanian, pemukiman, dan
industry kecil seperti industri batik yang cukup banyak terdapat di daerah
Solo.
·
Dari sumber pencemaran air sungai
Bengawan Solo diatas dapat menimbulkan berbagai kerugian khususnya bagi
masyarakat yang mengkonsumsi air dari sungai tersebut.
·
Pencemaran Sungai Bengawan Solo
dapat diminimalisir, tentunya dengan kesadaran dari warga, pemerintah, maupun pemilik
industri kecil atau besar untuk menjaga lingkungan kita bersama.
Saran:
Demi
menjaga sungai Bengawan Solo oleh limbah yang berbahaya perlu kesadaran dari
semua pihak, tanggung jawab dari berbagai elemen sangat diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia maupun biota yang berada di air sungai Bengawan
Solo.
Sumber:
Ø http://AnneAhira.blogger.html
0 komentar:
Posting Komentar