Kebun Binatang Ragunan, adalah taman
raksasa yang berjarak 20 km dari pusat kota Jakarta ini merupakan salah
satu tempat rekreasi yang memuat wawasan edukasi. Tak heran banyak
keluarga yang berkunjung ke sini. Mereka tidak hanya menonton aneka
satwa yang ada, tapi juga menikmati kesejukan alam yang ditampilkan
kebun binatang yang ada di Jakarta Selatan ini.
Di taman seluas 145 hektare, orangtua dapat mengenalkan jenis-jenis
hewan koleksi kepada anak-anaknya. Diantara pepohonan besar nan rimbun
serta udara yang sejuk, menjadikan kawasan ini sangat asri dan nyaman.
Pengunjung pun bisa merasa nyaman berkeliling meski matahari sedang
tepat di atas kepala.
Sekitar 90 persen koleksi hewan yang di miliki adalah satwa asli Indonesia. Di setiap kandang, terdapat informasi tentang satwa penghuninya, sehingga membantu dan menambah wawasan pengunjung tentang jenis dan asal hewan yang di lihatnya.
Sejarah Kebun Binatang Ragunan
Sekitar 90 persen koleksi hewan yang di miliki adalah satwa asli Indonesia. Di setiap kandang, terdapat informasi tentang satwa penghuninya, sehingga membantu dan menambah wawasan pengunjung tentang jenis dan asal hewan yang di lihatnya.
Sejarah keberadaan Taman Margasatwa Ragunan dimulai dengan berdirinya
kebun binatang pertama yang bernama Planten En Dierentuin tahun 1864, di
kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Saat itu Planten En Dierentuin dikelola
Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam
Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Keberadaan kebun binatang di kawasan Cikini ini tak lepas dari peran Raden Saleh, pelukis terkenal Indonesia. Seniman yang karyanya banyak dipuji seniman Eropa ini, menghibahkan tanah miliknya seluas 10 hektare sebagai tempat berdirinya kebun binatang pertama di Indonesia tersebut.
Nama Planten En Dierentuin kemudian berubah menjadi Kebun Binatang Cikini pada 1949. Kemudian kebun binatang ini dipindahkan lokasinya pada 1964 ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tanah seluas 30 hektare yang diperuntukkan bagi kebun binatang yang baru ini, merupakan hibah dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Secara resmi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 22 Juni 1966 meresmikannya dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Dalam perjalanannya, namanya sempat berubah menjadi Kebun Binatang Ragunan, dan akhirnya kembali dibakukan sebagai Taman Margasatwa Ragunan.
Kini, kebun binatang yang terlengkap di Indonesia ini telah mengalami perluasan. Areanya kini berkembang mencapai 140 hektare, memiliki satwa sekitar 295 spesies, berikut 4.040 spesimen.
Pengembangan zona
Keberadaan kebun binatang di kawasan Cikini ini tak lepas dari peran Raden Saleh, pelukis terkenal Indonesia. Seniman yang karyanya banyak dipuji seniman Eropa ini, menghibahkan tanah miliknya seluas 10 hektare sebagai tempat berdirinya kebun binatang pertama di Indonesia tersebut.
Nama Planten En Dierentuin kemudian berubah menjadi Kebun Binatang Cikini pada 1949. Kemudian kebun binatang ini dipindahkan lokasinya pada 1964 ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tanah seluas 30 hektare yang diperuntukkan bagi kebun binatang yang baru ini, merupakan hibah dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Secara resmi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 22 Juni 1966 meresmikannya dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Dalam perjalanannya, namanya sempat berubah menjadi Kebun Binatang Ragunan, dan akhirnya kembali dibakukan sebagai Taman Margasatwa Ragunan.
Kini, kebun binatang yang terlengkap di Indonesia ini telah mengalami perluasan. Areanya kini berkembang mencapai 140 hektare, memiliki satwa sekitar 295 spesies, berikut 4.040 spesimen.
KBR merupakan asset nasional. Selain memiliki fungsi ut
Dawasa ini Yayasan KBR selalu berbenah diri untuk mengembangkan sarana2 yg ada, termasuk program penataan habitatnya. Salah satu yg digarap adalah pengembangan zona padang rumput dan padang pasir. Koleksinya adalah flora fauna yg merupakan pencermnan dari habitat kawasan tersebut. KBR benar2 merupakan konsep idealis untuk menjadi paru-paru kota Jakarta, seperti Central Park di New York. Dan yang harus kita lakukan adalah : menjaga KBR ini selalu hijau, tamanan2 /pohon2 serta binatang2 selalu dalam kehidupannya yg nyaman untuk keseimbangan ekosistim.
ama sabagai kebun
binatang dan tanaman untuk Jakarta, juga merupakan salah satu ruang
terbuka hijau yg harus tetap dipelihara keberadannya.
Dawasa ini Yayasan KBR selalu berbenah diri untuk mengembangkan sarana2 yg ada, termasuk program penataan habitatnya. Salah satu yg digarap adalah pengembangan zona padang rumput dan padang pasir. Koleksinya adalah flora fauna yg merupakan pencermnan dari habitat kawasan tersebut. KBR benar2 merupakan konsep idealis untuk menjadi paru-paru kota Jakarta, seperti Central Park di New York. Dan yang harus kita lakukan adalah : menjaga KBR ini selalu hijau, tamanan2 /pohon2 serta binatang2 selalu dalam kehidupannya yg nyaman untuk keseimbangan ekosistim.
0 komentar:
Posting Komentar